Pithecantropus Lamavakumus

Halo. Apa kabar? Lama tak jumpa. Apakah bisulmu sudah pecah? Masih adakah sisa-sisa kue lebaran di lemari mama? Aku tahu kamu rindu. Bertemu aku. Walaupun tidak, terserah apa katamu.

Juni menjadi lembab oleh hujan. Kenangan banyak tergantung di tiang jemuran. Masih ingatkah kamu ketika makan bakwan? Saat itu kamu keselek tauge segede ban. Aku yang menyuguhi minumnya. Aku yang menyuapi teh sisa semalam. Kamu habiskan.

Juni biarlah menjadi juni karena memang sudah seharusnya juni seperti juni. Rindu biarlah menjadi rindu karena rindu memang sudah seharusnya seperti batu. Cinta biarlah menjadi cinta karena cinta memang sudah seharusnya saling mendamba.

Pithecantropus Sezakdadha

Kalender sudah baru. Sifat dan sikap pun ketemu yang baru. Ada sih yang belum baru. Selain uang ceban, sabar hati tetap utuh. Walau tiap tidur hanya berhadapan pantat. Diperlakukan layaknya binatang laknat. Innallaha maashobirin. Dalam raga yang sehat, disitu ada jiwa yang kuat.

Januari. Kau tiba setelah letusan petasan di duabelas malam. Gerimis mulai tumpah. Mata yang kering mendadak basah. Ingin bahagia secara sederhana ternyata susah. Apa daya, baginya butiran upil tak pantas menuntut hak.

Oalah. Dadaku sesak. Mungkin terlalu banyak minum obat. Obat yang kukira bisa mencipta kasih yang nikmat. Ternyata obatnya mentok terhalang ego yang kuat. Lahir dan bathin bisa-bisa jadi sekarat. Sesegera mungkin melayani diri sendiri seperti tempo hari.

Pithecantropus Hausteroos

Semua ini indah. Berjalan menyusuri hari tanpa banyak sakit hati. Semua ini murah. Mudah di dapat tak seperti janda bolong yang melambung tinggi. Semua ini payah. Ketika memakai sepatu baru dan yang kau pijak hanyalah tai. Semua ini resah. Kepalamu dihiasi banyak objek yang ingin segera terpenuhi.

Semalam dia bermimpi. Mimpi buruk sekali. Saking buruknya, dia tak ingin mandi lagi. Konon katanya dia kebiri agar bisa mencipta ribuan puisi. Demi memenuhi saldo yang isinya cuma cukup beli shampoo pagi-pagi.

Di sepertiga malam dia ditikung nyamuk yang bernafsu tinggi. Mengecup keningnya yang kinclong diminyaki oli. Enggan pasrah pada nasib, dia meminta tolong dukun sakti. Membeli jampi agar kekasih tak dicipok nyamuk lagi.

Di sepertiga malam dia ditikung dukun sakti. Karena kekasihnya amat cantik bak bidadari. Padahal cuma pake krim malam yang dibeli di shopee. Terlanjur lelah ditikung, akhirnya dia order kekasih lagi.

Semua itu megah. Makan-minum ditemani dua buah hati. Semua itu sawah. Yang ditanam padi, yang dipanen sawi. Semua itu alhamdulillah.

Pithecantropus Baringsangus

Angin malam sepoi-sepoi meniup ubun-ubun di kaki gunung karang. Menyejukan sejenak pikiran saat sedang nonton bokep jepang. Hati yang pilu sementara tentram. Berganti dengan si otong yang gegap gemeteran.

Hidup ini amat menyenangkan sebelum Covid-19 menyerang. Yang ku sangka nama baru band Ahmad Dhani si musisi jempolan. Pendapatan jadi berkurang. Semua orang jadi sibuk maskeran. Covid, kau tidak semerdu Dewa-19.

Ayam berkokok pada jam 1 malam. Konon katanya si ayam melihat malaikat. Dengan segera do’a ia panjatkan. Semoga esok lebih mudah untuk dijalankan.

Coloklah hidungmu dan bersihkan upilnya. Coloklah dengan damai walau upilmu tak seberapa. Mengupil tanda kebersihan. Kebersihan itu sebagian daripada iman.

Seberapa mahal pun outfit loe yang dikenakan saat malam, tiada yang bisa mengalahkan kehangatan sarungan. Sarung yang bisa dipakai cosplay ninja-ninjaan. Saat malam, sebelum tidur, kau pasti berharap pasanganmu tak berpakaian bukan?

Rindu bergelora. Angin malam gunung karang menggiring perasaan. Ingin dipeluk sampai ketiduran. Ingin dibelai sampai celana kebasahan. Cinta pasti datang. Melemahkan ego dan pikiran. Walau hatimu dibalut kencang celana dalam. Suatu saat kau akan tahu bahwa cinta adalah penyebab utama perbudakan.

Pithecantropus Blanksakus

2 bulan lalu dia berubah menjadi batu. Otaknya padat, pikirnya melambat. Kasihan dia, tahi ayam disangka coklat. Saking lowong hatinya jadi tempat keramat. Bau dupa dan bunga 7 rupa. Selain pada sabun, rindu sudah tak terukur pada siapa.

1 bulan kemudian dia berubah menjadi mesin cuci. Kepalanya rimbun ditumbuhi mimpi-mimpi. Sampai-sampai mimpi oranglain pun dia beli. Dibingkai dan dipajang dalam hati. Tentang dia dan seseorang yang memakai stelan yang rapi pada suatu resepsi. Semoga tidak terlalu dini, karena malam ini dia akan bermimpi terbang naik seekor sapi. Menemui seseorang di langit yang sedang menanak nasi. Untuk makan bersama dalam jamuan cinta kasih.

Bulan ini dia berubah menjadi seblak. Setelah berdamai dengan semua angan dan alur cerita yang amat somplak. Seperti keyakinan seorang petani ganja, dia berharap apa yang ditamannya tidak menjadi blangsak. Ketangguhannya diuji ketika rindu tiba-tiba nabrak. Gubraaakkk!!! Hatinya remuk ditimpuk gumpalan sempak.