Pithecantropus Januaresolucius

Kamu adalah pajangan dinding yang didera berbagai huruf dan angka. Membacamu akan sulit jika dilakukan dengan menutup mata. Harusnya kau ada di angkasa. Bersama bintang dan awan hitam dan juga seluk beluk Aurora. Kamu tak perlu sedih jika suatu hari kau dijadikan bungkus kacang atau cabai di pasar. Memang almanak begitulah nasibnya. Terima saja. Bulan pertama di tahun yang baru, aku mengurus nasib dengan rindu menderu ke kamu.

Selamat tahun baru kulkas, Kamu dingin. Sukar menebak apa yang kau ingin. Hidup ini akan terasa berat jika angkat barbel sambil makan ikan asin. Kadang perlu untuk menghibur bathin. Kadang perlu juga dikerokin. Semua ini terangkai pada Januari yang kurang suntikan vitamin.

Januari. Semoga kau tahu bahwa menulis puisi cinta itu susah rasanya. Apa lagi ketika tangan diikat ke kursi dan mulutmu disumpal. Cinta, cinta, cinta. Sebuah kata yang tersusun dari lima huruf berbeda. Dan banyak frase tentangnya. Puisi cinta terbaik yang pernah aku buat adalah doa tentangmu yang aku panjatkan ke tuhan sehabis sholat. Dia maha mengabulkan lebih dari kamu. Apa lagi si Heru. Ya si Heru. Teman yang ku pergoki sedang mainin burung di kelas ketika sekolah dulu.

Januari. Selamat datang kembali. Maaf belum sempat buat resolusi. Beli rokok saja masih sering di Mak haji Nani. Dengkulmu resolusi. Resolusiku setiap hari. setiap hari evolusi. Membuat yang lebih baik lagi.

34 comments

Tinggalkan komentar